IMAN DAN IMUN
(Drs. H. AHMAD FANANI, M.H*)
Dalam diri manusia ada dua bentuk yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain karena saling berkaitan, yaitu lahir dan batin. Bentuk lahir berupa fisik nyata dan terdeteksi oleh panca indera. Bentuk batin merupakan perangkat non fisik yang tidak terlihat tetapi wujudnya nyata. Sebutan lain dari lahir dan batin adalah jasmani rohani, jasmani berupa bentuk kasar dari perangkat tubuh, sedangkan rohani adalah bentuk halus dari perangkat tubuh. Jasmani dan rohani dalam diri manusia perlu sehat agar manusia memperoleh kehidupan yang seimbang.
Iman dan imun adalah penyeimbang kesehatan dalam diri manusia. Iman untuk kesehatan rohani dan imun untuk kesehatan jasmani. Iman berupa keyakinan dalam hati terhadap ke-Mahabesaran Allah Tuhan semesta alam, pembenaran dengan ikrar lisan dan diimplementasikan melalui perbuatan atas dasar iman tersebut. Imun yaitu pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar, dengan imun yang kuat tubuh akan terlindungi dari serangan penyakit maupun virus. Iman dan imun harus dijaga dalam rangka mempertahankan kesehatan lahir dan batin.
Manakala bisa menjaga iman dan imun, maka seganas apapun penyakit atau sengeri apapun virus niscaya akan bisa menanggulangi. Lahir dan batin senantiasa sehat serta terlindungi dari perasaan cemas atau takut berlebihan dan terbentengi pula dari serangan penyakit yang selalu ada sepanjang masa. Apabila iman dan imun tidak terjaga dengan baik orang akan mudah terserang penyakit batin dan penyakit lahir.
Penyakit batin lebih berbahaya daripada penyakit lahir, karena orang yang tertimpa penyakit batin akan merasakan derita dunia dan akhirat. Penyakit batin dimaksudkan di sini adalah rapuhnya benteng pertahanan akidah, perasaan takut kepada penyakit melebihi dari takutnya terhadap pencipta penyakit itu sendiri. Adapun penyakit lahir terjadi akibat kelalaian manusia itu sendiri atau karena ketidakmampuan daya tahan tubuh menangkal serangan penyakit maupun virus.
Menjaga iman dan imun memang tidak memberikan jaminan 100 % orang bisa terhindar dari penyakit atau virus, namun paling tidak ada penangkal untuk keampuhan diri luar dan dalam. Menjaga imun atau berobat hanya sekedar ikhtiyar manusia untuk menangkal dan sembuh dari suatu penyakit. Ikhtiyar manusia sama sekali tidak memberi bekas untuk menetukan sehat atau sakitnya seseorang. Bukankah sering viral di media sosial berita tentang adanya orang yang terpapar penyakit dan virus dari kalangan orang berkelas. Kalangan Pegawai Negeri, Pejabat, Tenaga Kesehatan dan bahkan Dokter sendiri. Mereka tidak bisa melawan penyakit padahal ikhtiyar sangat maksimal dilakukan.
Jika ikhtiyar sudah dijalankan ternyata masih sakit dan tidak bisa sembuh dari penyakit, yakinlah bahwa manusia hanya berusaha dan ketentuan akhir adalah otoritas Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Segala sesuatu yang terjadi atas kuasa dan kehendak-Nya, sehat dan sakit bahkan hidup dan mati manusia dalam genggaman Allah SWT. Maa ashaba min mushibatin illa biidznillah. Tidaklah terjadi suatu musibah kecuali dengan izin Allah. Begitulah keyakinan mantap dari orang beriman.
Ikhtiyar menjaga dan meningkatkan imun agar daya tahan tubuh tetap stabil serta bisa kebal dari serangan penyakit yang bersumber dari virus seperti influenza, demam atau batuk pilek, malaria, corona dan lainnya, yaitu melalukan hal-hal yang berkaitan dengan kebugaran dan kesehatan tubuh. Sistem imun yang baik bisa membuat tubuh tidak mudah terserang penyakit. Upaya meningkatkan imunitas di antaranya dengan istirahat yang cukup, makanan bergizi, olahraga dan menjaga kebersihan.
Setelah melakukan aktivitas tubuh perlu istirahat yang cukup untuk memulihkan kembali tenaga yang terporser. Istirahat yang tidak cukup bisa membuat tubuh mudah lelah dan terserang berbagai macam penyakit. Tidur yang cukup nyatanya bisa membuat pikiran kembali fresh dan bugar. Tidak mudah stress sehingga menghindari penurunan fungsi kekebalan tubuh. Bila tubuh mendapatkan istirahat yang cukup maka tubuh akan memproduksi antibodi atau zat kekebalan tubuh yang dapat mencegah infeksi virus. Al-Qur’an menyebut “Waja’alnal Laila libaasaa, waja’alnan nahara ma’aasyaa”. isyarat ada waktunya istirahat dan ada waktunya beraktivitas.
Tubuh perlu mendapatkan asopan makanan yang cukup dengan makanan bergizi dan mengandung vitamin. Cara memperkuat sistem imun juga bisa melalui makanan-makanan yang baik bagi sistem kekebalan tubuh. Contohnya, brokoli dan bayam. Brokoli kaya serat, antioksidan, vitamin A, C, dan E. Kandungan nutrisi inilah yang bisa memperkuat sistem imun tubuh. Makanan lainnya yang bisa kita konsumsi. seperti bawang putih, kunyit, buah-buahan, ikan dan daging. Melalui ayat Al-Qur’an Allah mengingatkan tentang jenis makanan, “Ya ayyuhan naasu kulu mimmaa fil ardhi halalan thayyibaa”, wahai manusia makanlah apa yang ada di bumi berupa makanan yang halal dan berkualitas.
Olahraga sangat disarankan untuk menjaga imunitas tubuh agar bisa melawan bakteri maupun virus. Umumnya, dalam satu hari disarankan untuk berolahraga selama 30 menit. Olahraga ini bisa dimulai dengan olahraga ringan menggerakkan tubuh seperti berjalan kaki, lari-lari kecil, atau hanya sekedar push up yang penting mengeluarkan keringat. Melalui olahraga juga sel darah putih bisa bersirkulasi lebih cepat. Alhasil, sel-sel tersebut bisa lebih awal untuk mendeteksi penyakit. Menariknya lagi, olahraga juga bisa membantu mengeluarkan bakteri dari paru-paru dan saluran pernapasan. Kondisi inilah yang bisa mengurangi risiko terjangkit flu atau penyakit lainnya. Pepatah Arab yang sering diungkapkan “Al-‘Aqlussaliim fil jismis saliim”.Jiwa yang sehat terletak pada tubuh yang sehat.
Selain itu upaya meningkatkan imun penting pula menjaga kebersihan berupa kebersihan tempat, pakaian dan diri. Saat mewabahnya virus protocol covid mewajibkan 3 M, bukan tiga milyard namun maksudnya mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Mengenai kegunaan memakai masker karena virus bertebar di udara dan bisa masuk ke rongga hidung, rongga mulut dan rongga telinga maka untuk menghambat masuknya virus dipakailah masker. Namun demikian ada segelintir orang yang kurang sependapat kalau masker itu melindungi kesehatan, alasannya ketika bernapas dan napas yang sudah dikeluarkan dihirup lagi seolah mengambil kembali sesuatu yang sudah dibuang.
Alasan lain dalam hal memakai masker tentu semua orang tidak mampu disiplin memakainya selama 24 jam, ada kalanya dibuka dan bahkan sering dibuka. Saat makan minum membuka masker, saat olahraga melepas masker, saat mandi tidak pakai masker, pejabat saat berpidato tanpa masker dan kemungkinan lainnya yang mengharuskan melepas masker. Kalau masker dianggap pengaman paling aman tentu masih ada celah dan kesempatan virus bisa masuk terutama pada saat masker dibuka.
Sebagai alternatif sumbangan pemikiran selain memakai masker, di sini solusi yang efektif adalah secara berkala mencuci mulut, hidung dan telinga. Sekilas terdengar aneh, tapi bagi orang Islam tidak ada yang aneh. Bukankah saat berwudhu disunatkan mengusap kedua telinga dengan air, madhmadhah (berkumur-kumur membersihkan mulut) dan istinsyaq menghirup air lewat hidung dan mengeluarkan lagi. Jika ada virus di tiga rongga tersebut akan mati dengan serangan air wudhu.
Sungguh Islam agama bersih, mengajarkan kebersihan, mencuci tangan, mandi sunat, mandi wajib, wudhu dan cara menghilangkan najis. Orang shalat disyaratkan suci tempat, pakaian dan suci badan dari najis. Subhanallah bersih itu sehat dan semoga kita selalu sehat.
*Wakil Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Kediri
